Adakata.id, Bontang – Gangguan mental seperti baby blues dan depresi postpartum kerap dialami ibu pascamelahirkan. Namun, kesadaran keluarga, terutama suami, dalam memahami dan merespons kondisi tersebut masih minim. Hal ini diungkapkan oleh Psikiater RSUD Taman Husada Bontang, dr. Dewi Maharni, M.Sc, Sp.KJ, saat membahas pentingnya dukungan emosional dalam masa pemulihan ibu.
Menurut dr. Dewi, gejala baby blues muncul sekitar dua hingga tiga hari pascapersalinan. Gejalanya berupa perubahan emosi mendadak, menangis tanpa sebab, hingga sulit tidur. Kondisi ini wajar, namun tetap perlu diawasi oleh orang terdekat.
“Kalau berlangsung lebih dari dua minggu, dan disertai rasa putus asa, tidak bisa merawat bayi, atau muncul keinginan menyakiti diri sendiri, maka itu sudah masuk dalam kategori depresi postpartum,” jelasnya, belum lama ini.
Ia menekankan, peran keluarga, terutama suami, sangat penting dalam mencegah kondisi ini memburuk. Deteksi dini oleh orang terdekat menjadi penentu kesembuhan. Terlebih, ibu yang sedang dalam fase ini cenderung menarik diri dan enggan berbicara.
“Suami sering kali menganggap ini hal sepele. Padahal dukungan dari mereka sangat menentukan keberhasilan pemulihan mental ibu,” tegas dr. Dewi.
Langkah pertama jika gejala mulai tampak adalah membawa ibu ke layanan kesehatan untuk mendapat rujukan ke psikiater. Selain terapi, pengobatan mungkin diperlukan, bergantung pada kondisi pasien.
Dia menambahkan, edukasi sebaiknya dilakukan sejak masa kehamilan. Pasangan harus paham bahwa pascamelahirkan, peran suami bukan sekadar pencari nafkah, tetapi juga pemberi rasa aman dan pendamping emosional.
“Banyak ibu yang sebenarnya bisa pulih lebih cepat, tapi sayangnya tidak mendapat dukungan psikologis dari suami dan keluarga,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat, terutama para ayah baru, mulai membuka mata terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental ibu. Tidak ada salahnya berkonsultasi dan mencari bantuan profesional jika kondisi ibu tidak kunjung membaik.
“Jangan abaikan sinyal-sinyal gangguan mental. Kesehatan jiwa ibu adalah fondasi tumbuh kembang anak yang sehat pula,” pungkasnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)
Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia