Adakata.id, Bontang – Penyakit menular seksual (PMS) semakin mengkhawatirkan, terutama karena mayoritas penderitanya berasal dari kelompok usia produktif, termasuk remaja.
Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Taman Husada Bontang, dr. Anwar Arsyad, Sp.KK, M.Kes, menekankan bahwa hal ini bukan hanya masalah kesehatan individu. Tetapi juga berdampak pada masa depan daerah dan bangsa.
“Banyak pasien PMS yang datang ke kami masih berusia muda, remaja, bahkan di masa produktif. Ini memprihatinkan karena semestinya mereka bisa berkontribusi aktif bagi masyarakat, tetapi terhambat oleh penyakit,” uar dr. Anwar, belum lama ini.
Kondisi ini, lanjutnya, membuat generasi muda kehilangan kesempatan untuk berkembang. Penyakit seperti sifilis, HIV, dan infeksi menular seksual lainnya bisa memengaruhi fisik dan mental pasien. Selain itu, stigma sosial kerap memperburuk keadaan, membuat mereka semakin terisolasi.
“Ketika seseorang sakit, tentu ada batasan-batasan dalam pekerjaan maupun pergaulan. Belum lagi tekanan sosial akibat stigma negatif, ini semakin memperberat beban mereka,” terang dr. Anwar.
Ia pun menyoroti pentingnya edukasi kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Pemahaman yang baik tentang cara penularan dan pencegahan PMS dapat membantu menekan angka kasus di Bontang.
“Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Edukasi soal perilaku seksual sehat, pentingnya tes kesehatan, dan penggunaan alat pelindung diri menjadi kunci utama,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam mencegah PMS, baik melalui dukungan terhadap korban maupun penyebaran informasi yang benar. Dengan demikian, generasi muda tetap bisa produktif dan berkontribusi bagi pembangunan daerah.
“Kesehatan remaja adalah investasi masa depan. Mari kita jaga bersama,” tutupnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)
Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia