Adakata.id, Bontang – Maraknya informasi di media sosial membuat banyak ibu muda cenderung mendiagnosis sendiri kondisi baby blues yang mereka alami. Namun, hal ini disayangkan oleh Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Taman Husada Bontang dr. M Orto Witra Wahab, Sp.OG.
Dia menegaskan bahwa gangguan emosional pasca persalinan tidak bisa disimpulkan tanpa evaluasi medis yang tepat.
“Sekarang banyak yang mudah mengaku mengalami baby blues hanya karena merasa sesuai dengan gejala yang mereka baca di media sosial. Padahal, penanganannya tidak bisa asal tebak, perlu evaluasi dokter,” ujar dr. Orto saat diwawancarai, belum lama ini.
Ia menjelaskan, gangguan baby blues tak hanya terjadi setelah persalinan, tetapi dapat muncul sejak masa kehamilan. Oleh karena itu, perhatian terhadap kesehatan mental ibu sudah seharusnya dimulai sejak awal kehamilan.
“Kesadaran ini penting agar ibu tidak merasa sendirian. Pendampingan sejak kehamilan dapat membantu mencegah kondisi memburuk setelah melahirkan,” terangnya.
Dokter Orto juga menyoroti pentingnya peran lingkungan sekitar dalam mendukung ibu hamil dan ibu baru. Dukungan emosional dari pasangan, keluarga, hingga rekan kerja sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas mental ibu.
Ia memaparkan beberapa gejala umum baby blues, seperti perasaan bersalah yang berlebihan, rasa takut menyentuh bayi, dan kecenderungan menyalahkan diri. Namun, ia menekankan bahwa tidak semua ketidaknyamanan emosional pasca melahirkan bisa langsung dikategorikan sebagai baby blues.
“Contohnya, ada ibu yang tidak mau memegang anak bukan karena baby blues, tapi karena takut belum siap. Itu harus dibedakan dari rasa bersalah yang mendalam,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dr. Orto mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menerima informasi kesehatan dari media sosial. Validasi dari tenaga medis tetap diperlukan agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan.
“Jangan mudah percaya hanya karena merasa cocok dengan cerita di internet. Selalu pastikan informasi berasal dari sumber medis yang terpercaya,” tegasnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)
Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia