Gizi Tepat Jadi Kunci Penanganan Pasien Jantung, Diabetes, Kolesterol, dan Ginjal

Adakata.id, Bontang – Gizi yang baik bukan hanya soal makan sehat, tetapi bagian penting dari pengobatan penyakit kronis. Hal ini ditegaskan oleh Spesialis Gizi Klinik RSUD Taman Husada Bontang dr. Naldi Yanwar, Sp.GK.

Dokter Naldi menyoroti pentingnya peran gizi dalam menangani pasien dengan penyakit metabolik dan degeneratif, seperti hiperkolesterolemia, diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan ginjal.

“Sekitar 95 persen pasien yang datang ke rumah sakit mengalami malnutrisi, kebanyakan karena hilangnya nafsu makan. Maka hal pertama yang harus diperbaiki adalah status gizinya,” ujarnya saat ditemui media ini Selasa (20/5/2025).

Dia menjelaskan, penanganan nutrisi tidak bisa sekadar dilakukan dengan pembatasan makanan. Yang utama adalah memastikan tubuh pasien tetap mendapatkan energi yang cukup. Jika tidak, tubuh akan mengambil cadangan energi dari otot, yang menyebabkan penyusutan massa otot dan justru memperparah kondisi.

“Pasien sakit tetap butuh energi tinggi. Kalau asupan tidak cukup, tubuh mengambil dari otot. Akibatnya pemulihan jadi lebih lama,” tambahnya.

Untuk pasien jantung dan ginjal, pola makan harus diatur ketat. Pembatasan garam dan cairan menjadi sangat penting, selain pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol jahat dari makanan berminyak.

“Minyak goreng hitam misalnya, menandakan oksidasi tinggi, dan ini sangat berbahaya karena bisa meningkatkan LDL-kolesterol,” jelasnya.

Khusus pasien diabetes, ia menyarankan untuk menghindari gula sederhana seperti gula pasir dan madu olahan yang tinggi glukosa.

“Kalau pun ingin madu, lebih baik pilih madu hutan alami. Itu bisa menjadi terapi pendamping yang lebih aman,” ungkapnya.

Selain itu, pengaturan porsi karbohidrat seperti nasi juga berpengaruh besar terhadap stabilitas gula darah.

Dokter Naldi menegaskan, gizi klinis bukan sekadar pelengkap, melainkan salah satu pilar utama dalam strategi pengobatan yang holistik. Pendekatan yang personal dan melibatkan kolaborasi lintas disiplin dinilai menjadi kunci keberhasilan terapi pasien dengan penyakit kronis.

“Setiap pasien punya kebutuhan berbeda. Karena itu pendekatan gizi harus spesifik dan disesuaikan dengan kondisi klinis masing-masing,” tutupnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)

Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *