Protokol Ketat RSUD Bontang Tangani Insiden Tertusuk Jarum bagi Tenaga Medis

Adakata.id, Bontang – RSUD Taman Husada Bontang memberlakukan protokol ketat bagi tenaga medis dan petugas kebersihan yang mengalami insiden tertusuk jarum. Ketua Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RSUD Taman Husada Bontang, Sadryani M Said, menegaskan bahwa setiap insiden ini langsung ditangani secara sistematis demi mencegah risiko penularan penyakit serius.

“Setiap insiden tertusuk jarum, korban harus segera melapor ke kepala ruangan dan Komite K3. Setelah luka dibersihkan, kami langsung mengecek status pasien terkait, apakah memiliki hepatitis atau HIV,” kata dia saat ditemui, Rabu (5/3/2025).

Apabila insiden melibatkan pasien HIV, korban segera diberikan obat antiretroviral (ARV) untuk menekan risiko infeksi. Sementara itu, jika pasien menderita hepatitis, korban akan diawasi selama 3 hingga 6 bulan.

Selain penanganan darurat, pemeriksaan titer antibodi juga menjadi prosedur wajib. Jika titer seseorang di bawah 10 ribu, mereka akan segera divaksinasi dalam 24 jam setelah insiden.

“Ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh tenaga medis, agar risiko tertular hepatitis bisa dicegah,” jelas Sadryani.

Meski tingkat penularan HIV melalui luka tusuk jarum relatif rendah, RSUD Bontang tidak mengabaikan potensi bahaya ini. Sekalipun risikonya kecil, kata dia, protokol penanganan tetap harus dijalankan sesuai standar sebagau bagian dari komitmen keselamatan kerja.

Tak hanya tenaga medis, petugas kebersihan atau cleaning service juga berisiko mengalami insiden serupa, terutama saat membersihkan alat medis. Oleh sebab itu, edukasi dan pelatihan keselamatan kerja terus digencarkan di lingkungan rumah sakit.

“Teman-teman cleaning service juga kami bekali edukasi, karena mereka bisa saja terkena jarum yang tidak sengaja tertinggal. Itu sebabnya, semua staf RSUD wajib memahami alur pelaporan insiden dan tindakan pencegahannya,” imbuh dia.

Ia berharap, dengan disiplin menjalankan protokol ini, tidak hanya keselamatan petugas medis yang terjamin, tetapi juga kualitas pelayanan terhadap pasien bisa terus meningkat.

“Karena keselamatan tenaga kesehatan adalah bagian dari pelayanan terbaik untuk pasien,” tutupnya. (adv)

Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *