Adakata.id, Bontang – Stres yang dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik bukan hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Spesialis Jantung RSUD Taman Husada Bontang dr. Suhardi menuturkan, stres memicu lonjakan hormon tertentu seperti adrenalin dan kortisol yang berdampak langsung pada tekanan darah.
“Saat seseorang stres, tubuh merespon dengan meningkatkan tekanan darah. Kalau tekanan darah ini terus naik tanpa dikontrol, jantung bisa terbebani dan meningkatkan risiko serangan jantung,” jelas dr. Suhardi, belum lama ini.
Ia menegaskan, jantung manusia memiliki hubungan erat dengan kondisi mental seseorang. Ketika seseorang stres, pembuluh darah cenderung menyempit, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Jika ini terjadi terus-menerus, akan ada risiko penumpukan plak di arteri yang memicu penyakit jantung koroner.
“Jadi bukan cuma karena pola makan buruk atau kurang olahraga saja. Stres juga memegang peran besar. Apalagi kalau stres berkepanjangan, tekanan darah yang terus-menerus tinggi bisa menyebabkan serangan jantung,” terangnya.
Beberapa tanda yang harus diwaspadai, menurut dr. Suhardi, meliputi sakit kepala mendadak, nyeri dada, pusing, hingga sesak napas. Jika gejala ini muncul setelah seseorang mengalami tekanan mental yang berat, artinya jantung sedang bekerja lebih keras dari biasanya.
Untuk mencegah hal ini, dr. Suhardi mengingatkan masyarakat Bontang agar mulai menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga keseimbangan emosional.
RSUD Taman Husada Bontang juga mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau penyakit jantung. Dengan deteksi dini, risiko serangan jantung akibat stres bisa dicegah.
“Relaksasi, meditasi, atau sekadar menjalani hobi bisa membantu menurunkan stres. Jangan ragu juga untuk berkonsultasi ke dokter jika sering merasa cemas,” katanya. (adv/rsudtamanhusadabontang)
Penulis: Irha
Editor: Sunniva Caia